Setelah baca novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata ternyata bagus juga untuk menambah semangat nasionalisme. Semangat nasionalisme yang dirasa semakin berkurang, ditunjukan dengan semakin seringnya anak bangsa mengadopsi budaya-budaya barat, baik dalam berpakaian maupun berkepribadian. Novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata, menceritakan tentang pejuang di lapangan hijau. Berbekal semangat berjuang, mempertaruhkan nama besar bangsa Indonesia. 11 orang yang memiliki semangat dan tekad kuat.
Novel tersebut memaparkan cita-cita seorang anak, ikal namanya. Ikal berkeinginan menjadi seorang pemain sepakbola, tepatnya pemain sayap kiri yang tergabung dalam tim sepak bola ternama. Tim sepakbola favorit Ikal yaitu PSSI yang tak lain juga tim favorit ayahnya.
Terdapat kisah pahit yang dialami oleh ayah ikal. Dahulu ketika Indonesia masih dalam jajahan Belanda, ayah ikal bersama 2 orang saudaranya merupakan pemain andalan. Tiga orang yang tergabung dalam tim sepakbola para kuli parit. Ayah ikalyang berumur 13 tahun beserta kedua saudaranya yang berumur 15tahun dan 16 tahun memiliki prestasi yang sangat membanggakan bangsa Indonesia. Meskipun bangsa Indonesia tertindas ketika itu, namun mereka beranggapan melalui ajang sepakbola mereka mampu melawan segala bentuk penindasan. Tak terima dengan prestasi yang dimiliki oleh ketiga anak bangsa tersebut Belanda melakukan penganiayaan kepada ketiganya yang berujung dengan pengasingan.
Pernah suatu hari saat ada pertandingan tim Indonesia melawan tim Belanda, kemenangan diraih oleh tim Indonesia. Kolaborasi antara tiga bersaudara dalam memainkan bola dilapangan hijau menghasilkan kemenangan berpihak kepada tim mereka. Terjadi tragedi yang mungkin tak akan pernah bisa dilupakan oleh ayah ikal dan seluruh pecinta tim indonesia. “Indonesia! Indonesia! Indonesia! Indonesia! Teriak ayah Ikal ketika itu”. Mendengar teriakan tersebut, Belanda garang yang akhirnya mengurung ayah Ikal bersaudara beserta pelatih Amin sebagai pelatihnya. Ayah Ikal bersaudara serta pelatih Amin dikurung selama seminggu. Saat ditemukan tempurung kaki kiri ayah Ikal telah hancur yang menyebabkan cacat seumur hidup.
Mengetahui masa lalu ayahnya yang penuh dengan semangat perjuangan melalui sepakbola, Ikal selalu berusaha untuk menjadi pemain sepakbola sayap kiri. Pemain sepakbola sayap kiri yang memiliki tendangan dahsyat yang membuat takut para penjaga gawang lawan. Ikal hanya ingin meneruskan cita-cita ayahnya, yang tak sekali pun permintaan terucap dari mulut ayahnya. Namun sayang, nasib baik tak berpihak kepada Ikal. Impian untuk menjadi tim sepakbola kebanggan bangsa “PSSI” tinggal mimpi saja. Akan tetapi dia bangga sudah mampu menyumbang satu gol. Gol tunggal yang membawa kemenangan bagi tim sepakbolanya.

“Jika ada hal lain yang sangat menakjubkan di dunia ini selain cinta, adalah sepak bola” Andrea Hirata

Comments (0)