Petikan kisah (Keydo)
 “Keydo” sebuah novel karya Tatty Elmir. Novel yang menceritakan tentang kehidupan seorang anak perempuan, Keydo namanya. Keydo gadis cilik yang kidal, selalu merasa terpojok dengan kekurangannya. Tepatnya bukan dia yang menganggap kidal adalah hal yang negatif, akan tetapi orang-orang yang berada di sekitarnya. Setiap hari olok-olokan tentang kekidalannya ia terima. Setiap hari pula ibu dan neneknya memberikan pengertian bahwa kidal adalah hal yang wajar. Dengan sabar pula ibu dan nenek Keydo menceritakan tentang tokoh-tokoh terkenal yang juga kidal.
            Keydo kecil tumbuh menjadi seorang perempuan yang cantik, cerdas, dan penuh wawasan. Hijrah dari Padang tempat tinggalnya ke Jakarta untuk kuliah. Ia bergabung menjadi anggota Zamrud Khatulistiwa. Zamrud Khatulistiwa, sebuah komunitas aktivis pemuda yang memikirkan nasib negeri ini dan mengiginkan perubahan. Komunitas yang mempertemukan Keydo dengan Kinang. Kinang pemuda yang berasal dari Papua. Menempuh pendidikan di Kedokteran UGM. Kinang adalah laki-laki yang diciptakan Oleh Allah untuk menjadi pasangan Keydo.
Kalimat yang saya suka dari buku Keydo pada halaman 67 “Bahwa rasa suka dan tidak suka adalah rahasia hati yg tak boleh dibagi dengan siapa pun. Karena dari sinilah berawal kemuliaan dan kesucian diri”. Dari kalimat tersebut bisa diuraikan, bahwa betapa sukanya kita kepada seseorang tak usahlah menceritakan kepada siapa pun termasuk seseorang yang kita sukai, karena hal tersebut bisa menjadi penyakit hati. Begitu sebaliknya, ketika kita tidak suka atau membenci seseorang tak perlu lah mengumbar rasa tak suka kita kepada orang lain, apalagi kepada orang yang tak kita sukai, tambah bikin sakit hati.
            Seperti layaknya kisah Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah putri Rasulullah SAW yang senantiasa menjaga kesucian diri. Saling menjaga hati. Akhirnya Allah mempertemukan keduanya dalam ikatan suci, ikatan yang disunahkan oleh Rasul. Yaitu ikatan pernikahan.
            Kinang dan Keydo menikah di Padang dengan persiapan yang sangat singkat dan apa adanya. Karena pernikahan tidak dibutuhkan suasana yang mewah, melainkan suasana yang khusuk dan ketelatenan. Pengucapan janji yang kelak dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Tak lama sejak waktu pernikahan mereka, Keydo dan Kinang harus segera kembali kepada rutinitas sebelum mereka menikah. Dan dalam keberangkatan menuju tujuan masing-masing, mereka terpisah. Kinang berangkat dengan pesawat penerbangan pertama, sedangkan Keydo dengan pesawat penerbangan kedua. Sejak saat itu Kinang tak dapat lagi melihat wajah istrinya (Keydo) untuk selama-lamanya. Kinang tetap hidup sendiri dan tak mau menikah lagi, berharap kelak di surga dipertemukan dengan istrinya kembali.